![]() |
Peningkatan yang tajam dalam
jumlah pengangguran ini, dan ketakutan mereka yang sementara bekerja akan
kemungkinan dipecat, telah melemahkan kelas pekerja dan memberi kesempatan bagi
kaum kapitalis untuk melancarkan serangan demi meningkatkan laba melalui
penekanan terhadap upah riil dan pemotongan terhadap biaya biaya kesejahteraan social
dan pelayanan masyarakat.
Gelombang konservatisme,
perjuangan budaya hanya merupakan ekspresi phsykologis sebagai mekanisme defence
dari serangan social-ekonomi kapitalisme.
Mayoritas besar dari kepemimpinan
partai-partai massa yang mengaku dirinya sosialis telah takluk oleh serangan
kapitalisme ini, dan pula telah menerima politik pengetatan ekonomi. Semua ini
telah membingungkan kelas pekerja dan selama keseluruhan masa ini telah mempersulit
massa pekerja membangun pertahanan mereka.
Ketaklukan kaum social demokrasi
ini telah bergandengan tangan dengan dampak ideology dan politik dari krisis
atas system demokrasi. Tentu massa sangatlah memahami bahwa kegagalan ini
adalah satu kegagalan dari sebuah tujuan social yang radikal secara
keseluruhan. Tapi pemahaman ini tidaklah bermakna sebuah penilaian negative terhadap
perubahan-perubahan social yang kongkrit yang telah terjadi dan menguntungkan
kaum tertindas. Hal ini juga tidaklah bermakna bahwa kaum pekerja akan percaya
perjuangan jangka pendek akan perlahan-lahan membawa mereka pada perjuangan
untuk menggulingkan system kapitalisme dan membangkitkan satu masyarakat tanpa
kelas, tanpa penghisapan, penindasan, keridak-adilan atau kekerasan massa.
Ketiadaan keyakinan ini
menyebabkan perjuangan jangka pendek menjadi terpecah-pecah dan tidak bersinambung,
tanpa arah politik besar yang jelas.
Inisiatif politik kini berada
ditangan kaum imperialis, kaum borjuasi dan agen-agen mereka.Tekanan perjuangan
massa bukannya membawa pada inisiatif politik kearah sosialisme, tapi justru kearah
pemulihan kapitalisme.
Rumusan ini hampir terdengar
seperti kitab suci; hapuskan kelaparan, beri pakaian kepada mereka yang
telanjang, beri penghidupan yang layak dan bermartabat kepada setiap orang,
selamatkan rakyat dengan perawatan kesehatan, buka lebar kesempatan untuk menikmati
kehidupan berbudaya termasuk pemberantasan buta huruf, sebarkan kebebasan
demokratik dan hak asasi manusia keseluruh dunia dan hapuskan kekerasan dan
penindasan dalam segala bentuknya.
Tak satupun dari tawaran ini
bersifat dogmatic dan utopian. Sekalipun massa rakyat tidak akan siap untuk
sebuah revolusi sosialis, mereka hanya akan menerima baik tujuan-tujuan ini
jika disajikan dalam bentuk-bentuk yang kongkrit.
0 komentar: